Poof

Some said, memory lies in your heart not in chat history. Well I guess it’s true anyway. Ery has contacted me again, told me that our chat has gone. So? Not a big deal to me. You’re gone anyway. He broke my heart again. And now I’m torn. I know I should feel his pain. But does he ever feel mine? Did he ever? I really need to see him and if coming to see me is not his bussiness, then he shall not be mine either. I would not give a damn attention to you again.

Mimpi-dream-Traum

Iya itu yang kayak drama sendiri ketika tidur. Tiba-tiba ada cerita dalam tidur kita yang seperti nyata (kadang juga tidak terlalu nyata).

Aku sering bermimpi Eri. Heran deh, sejak kami berdua kontak lagi, mimpiin dia itu sudah kayak langganan. Awalnya cuma sekali. Setelah itu lamaaaa banget ga ngimpi. Dan ketika kami mulai dekat, dimulai juga drama mimpi itu. Frekuentif. Tahun pertama kontak terhitung 6 kali mimpi tentang eri bisa ku-recalled. Aku yakin pastinya ada lebih dari itu karena tidak semua mimpi kita bisa diingat kembali saat kita terjaga dari tidur.

Mimpiku tentang eri berbeda-beda kualitasnya. Ada yang terasa begitu nyata, hingga saat bangun tidur, badanku seperti habis nguli kerja rodi, capek ga bertenaga. Lemas dan sedih seharian. Habis mimpinya itu seperti beneran, menguras emosiku. Aku nangis di mimpi itu, nangisin eri yang sepertinya mau pindah kerja jauh. Sampai bangunpun aku masih nangis, bantalku basah. Aku nggak mau bermimpi seperti itu lagi. Rasanya capek sepanjang hari, tidak bertenaga. Dan sedihnya terbawa terus. Iya sih. Habis itu beberapa bulan kemudian eri pindah. Jauuuuh ke sebrang pulau. Meski bukan pulau yang ada di mimpiku yang menjadi tempat bertugas dia yang baru.

Kenapa sih kita mimpi seseorang sebegitunya sedangkan dengan orang lain kita tidak pernah memimpikan sekalipun?

Aku bertanya seperti ini, karena selama “jalan” dengan mantan, aku tidak pernah sekalipun mimpiin dia. Sumpah. Padahal intensitas kami sama (aku-eri/aku-mantan) kami memang sama-sama jauhan. Tapi si mantan kalau pulang jogja pasti ketemu aku. Seharusnya mimpiku tentang mantan lebih banyak, atau minimal ada lah satu-dua. Tapi ini tidak sama sekali. Aku bingung dan ga habis pikir. Katanya lagi, kita mimpi seseorang karena mungkin sebelum tidur orang itu ada di pikiran kita. Oke fine. Mantan dulu hampir tiap malam selalu nelpon bahkan kadang sampai ketiduran. Materi nelponnya pun bukan yang lebay tapi bermutu. But then again. I never had dreams about him. Apa yang membedakan eri dengan mantan? Aku tidak tahu. Begitu kangennya kah aku padanya? Berarti aku nggak kangen dong dulu itu sama mantanku?

Ps. Ni lagu cocok banget buat gue hahaha. Wildest dream punya taylor swift. Check this out 😉
“He’s so tall, handsome as hell…” . Yeah rite 😀

Where do we go from here

Where do we go from here, bahasa Indonesianya mau dibawa ke mana semua ini hahaha # ngarang

Aku sedih. Ramadan ini begitu terasa sepi. Memang ada orang tua di sisi tetapi tetap saja ada sudut tak terisi di dalam hati.

Terkadang saat kita merindukan seseorang, bukan orangnya yang kita rindukan, melainkan momen atau saat-saat yang kita habiskan bersama orang itu.

Aku terbiasa berbagi rasa, uneg-uneg, pendapat, sharing apa saja dengan mereka yang dekat denganku (baca: mantan dan eri). Komunikasi alias ngobrol menjadi bagian penting bagiku. Karena aku bisa mengenal mereka. Aku ga butuh diantar jalan, diantar belanja atau apapun itu, aku bisa sendiri kalau untuk semua itu. Tapi komunikasi bertukar pendapat, aku benar-benar tak berdaya. Seperti kehilangan separuh sayap saat tiada mereka. Nggak ada lagi stimulasi yang memaksa otakku untuk berpikir. Dan aku kehilangan partner ngobrolku.